IBLIS,
Adalah makhluk Allah yang telah di takdirkan untuk masuk kedalam api Neraka.
Adalah makhluk Allah yang telah di takdirkan untuk membangkang dan tidak patuh.
Mengapa ada kesimpulan di takdirkan? karena semua karena Allah.
Apakah Iblis juga tahu mengenai hal itu?
Jelas tahu, karena iblis sendiri berkata pada Allah: "Karena kuasaMU?"
Dan Iblis patuh pada takdir Allah,
mereka senantiasa berbuat buruk sebanyak-banyaknya dan menerima untuk masuk kedalam api neraka.
bahkan hingga hari ini, mereka terus menggoda cucu-cucu adam (kita). Iblis benar-benar memenuhi ucapannya sendiri.
(Kesimpulan:Iblis bertugas untuk berbuat kejahatan dan dosa, dan mereka melakukannya)
MANUSIA,
Perintah Allah pada manusia sangat jelas, "Jauhi laranganNYA dan ikuti perintahNYA"
Allah menyuruh kita ke jalan yang benar, untuk menggapai surga.
Apakah semua manusia tahu mengenai hal ini? sepertinya tidak.
akan banyak orang yang tidak mengerti dan tidak paham akan catatan ini.
Tapi apa? banyak diantara kita yang ingkar, banyak diantara kita yang justru bangga akan dosa-dosa.
di bulan Ramadhan yang katanya semua iblis dipenjarapun, kita tetap berbuat dosa, bahkan melebihi iblis.
(Kesimpulan: Manusia diperintahkan untuk berbuat kebajikan dan amal yang baik, tapi banyak yang tidak melakukan)
Lalu siapakah yang lebih KSATRIA diantara keduanya?
IBLIS atau MANUSIA?
Naudzubilahminzaliq
Entri Populer
-
A. Fungsi Permintaan Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dengan faktor-fa...
-
Fungsi konomi mempunyai tugas menjalin hubungan dengan berbagai pihak dalam bidang perekonomian, perdagangan, investasi, pariwisata, dan t...
-
PENGERTIAN HUKUM EKONOMI Hukum ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi yang saling berhubungan satu de...
-
NAMA KELOMPOK NUR HASANAH : 15109964 RIZKI UTAMI ANGGRAINI ...
-
Diasumsikan bahwa semua perusahaan mengikuti pembuatan keputusan rasional, dan akan memproduksi pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Da...
-
1. Norma Norma merupakan aturan perilaku dalam suatu kelompok tertentu di mana setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban di da...
-
lmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan ser...
-
Dalam kehidupan bermasyarakat setiap subjek hukum, yakni orang maupun badan badan hukum selalu berhadapan dengan berbagai aturan maupun no...
-
Latar belakang Dilihat dari perspektif sejarah Malaysia, penjajah British menggalakkan perkembangan masyarakat secara 'plural' m...
-
1. Sistem Ekonomi Tradisional Suatu sistem ekonomi yang masih menggunakan faktor-faktor produksi dengan pola tradisional atau adat kebiasa...
Sabtu, 29 Oktober 2011
Rumahku
Disinilah rumahku,
sederhana dan kadang membosankan.
yang bercahaya tanpa lampu penerang.
tanpa lantai dan tak beratap pula.
yang tak berpintu dan tak berjendela.
yang tak berdinding dan tak ber-ruangan.
Semua orang dapat memasukinya.
dan tamu selalu datang setiap hembusan nafas.
sebuah rumah yang kubawa kemana-mana.
sebuah rumah yang membawaku kemana-mana.
fikiran, itulah rumahku.
Rumah dimana aku mencuci dan memandikan hatiku.
Rumah dimana aku selalu berteduh
dari segala hujan dan petir teror yang
kian membombardirku..
hujan dari ketersesatan..
gencatan petir dari ketidakcahayaan..
meski terkadang..
rumah itu marah dan berusaha
merobohkan diri sendiri..
Bersama rumahku
aku menjinakan jiwaku sendiri
hingga terkadang jasadku lunglai
Namun rumahku terus menyeretku
menembus batas..
hingga melaju..
menuju misteri Ilahi..
bersama rumahku..
sebuah rumah yang menundukanku
untuk bersujud padaNya.
dan rumahku itulah yang
mengenalkanku denganNya..
Itulah rumahku.
Fikiran..
sederhana dan kadang membosankan.
yang bercahaya tanpa lampu penerang.
tanpa lantai dan tak beratap pula.
yang tak berpintu dan tak berjendela.
yang tak berdinding dan tak ber-ruangan.
Semua orang dapat memasukinya.
dan tamu selalu datang setiap hembusan nafas.
sebuah rumah yang kubawa kemana-mana.
sebuah rumah yang membawaku kemana-mana.
fikiran, itulah rumahku.
Rumah dimana aku mencuci dan memandikan hatiku.
Rumah dimana aku selalu berteduh
dari segala hujan dan petir teror yang
kian membombardirku..
hujan dari ketersesatan..
gencatan petir dari ketidakcahayaan..
meski terkadang..
rumah itu marah dan berusaha
merobohkan diri sendiri..
Bersama rumahku
aku menjinakan jiwaku sendiri
hingga terkadang jasadku lunglai
Namun rumahku terus menyeretku
menembus batas..
hingga melaju..
menuju misteri Ilahi..
bersama rumahku..
sebuah rumah yang menundukanku
untuk bersujud padaNya.
dan rumahku itulah yang
mengenalkanku denganNya..
Itulah rumahku.
Fikiran..
Cinta menurut islam
MENURUT PENGERTIANNYA, CINTA ADA 8 MACAM
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
(1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain
(2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan
(3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri
sendiri.
Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain. Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham, yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu bersilaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa
ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah
pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha fi qalb al muhibbi.
8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
MENURUT TINDAKKANNYA , CINTA ADA 4 MACAM
Kata – kata cinta ,acap kali kita dengar ,dan juga kita rasakan,bahkan cinta seakan menjadi tuan dalam menentukan pilihan dan kita hanya menjadi hamba sang cinta,kalau cinta yang seperti ini hanya menyusahkan dan membuat kita lalai dan lupa kaidah dan hakikat cinta seorang insan manusia,cinta dalm bahasa arab adalam “mahabah”bahasa ingris ”love”.
Cinta pun dapat menjerumuskan kita kedalam lubang hitam maksiat dan kesirikan,yang sebenarnya syirik(menduakan tuhan) adalah dosa besar yang tak ter maafkan,cinta pada prinsip nya ialah fitrah manusia dari ALLOH . Jika kita bisa mengelola hati tuk memilah mana itu cinta dan nafsu ,maka cinta pun kan menjadi “ibadah”,pengerak hati “menuju jalan alloh”,dan menjadi “amal”.
Menurut muhamad bin ‘abdul wahabAl-yamani dalam kitab Al-qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid dan juga di muat dalm buku THE TRUE POWER OF CINTA menyatakan bahwa cinta ada 4 macam:
1.Cinta Ibadah
Yaitu mencintai Alloh dan apa-apa yang di cintainya,dengan dalil ayat dan hadist,
2. Cinta Syirik
Yaitu mencitai kepada selai ALLOH .ALLOH berfirman : “Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain ALLOH sebagai tandingan-tandingan(bagi ALLOH),mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada ALLOH.”(QS.AL-Baqoroh:165)
3. Cinta Maksiat
Yaitu cinta yang menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang di haramkan ALLOh dan meninggalkan apa yang di perintahkan-NYA. Alloh berfirman, “dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.”(QS>AL-Fajr:20)
4.Cinta Tabiat
Cinta yang ini ,seperti cinta kepada anak,keluarga,diri,harta,dan perkara lain yang di bolehkan. Namun ,cinta ini tetap sebatas cinta tabiat. ALLOH berfirman:”ketika mereka(sauadar-saudar Yusuf ‘alaihi salam) berkata : “yusuf dan adiknya lebih di cintai oleh bapak kita dari pada kita.”(QS.Yusuf:8) ini cinta tabiat,jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaan kepada ALLOH,sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban maka cinta ini berubah menjadi cinta maksiat. Namun bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada ALLOH atau bahkan lebih,maka cinta tabiat ini berubah pula menjadi cinta syirik.
Itulah 4 macam cinta yang meti di ketahui dan di waspadai apabila cinta itu melalaikan kita pada kekasih sejati yaitu Alloh dan rasul nya.
Apabila kamu melihat orang-orang yang ragu dalam agamanya dan ahli bid'ah sesudah aku (Rasulullah Saw) tiada maka tunjukkanlah sikap menjauh (bebas) dari mereka. Perbanyaklah lontaran cerca dan kata tentang mereka dan kasusnya. Dustakanlah mereka agar mereka tidak makin merusak (citra) Islam. Waspadai pula orang-orang yang dikhawatirkan meniru-niru bid'ah mereka. Dengan demikian Allah akan mencatat bagimu pahala dan akan meningkatkan derajat kamu di akhirat. (HR. Ath-Thahawi)
Doa hambamu
Ya Allah,
Biarkanlah bintang-bintang di atas sana curiga padaku..
Biarkanlah rembulan yang redup senyap tersipu..
mereka cemburu, mereka tersenyum sendu..
atau bahkan mentertawakanku..
Ya Allah,
Sungguh tak pernah terlintas di benakku untuk mengharap surga dariMu,
Sungguh aku tak pernah meminta pahala sedikitpun dariMu,
dan aku tak akan mungkin menagih segala janji-janjiMu,
aku bersujud bukan untuk menghindari nerakaMu,
Ya Allah
karena sesungguhnya semua yang aku lakukan padaMu
semata-mata hanyalah demi cinta Engkau Kekasihku,
akupun menangis dan tersenyum untuk cintaMu,
tiada yang lebih indah selain memandangMu,
Ya Allah
Matikanlah aku disaat hidup,
dan hidupkanlah aku ketika mati.
Satukanlah diriku kepadaMu
menyatulah Engkau padaku.
Ya Allah,
Dengarkanlah doa hambaMu yang fakir dan hina ini.
Terimalah munajat hamba yang sering munafik ini.
Berikan hidayah pada Hamba yang sering musrik ini.
Berikan cahayaMu pada Hamba yang penuh dosa ini.
Ya Allah,
Bawalah aku larut dalam cintaMu barang sejenak,
Biarkan nafsu-nafsuku hanyut dan kian terinjak.
Dan terimalah setiap doaku meski sebagian palsu.
Biarkan aku larut dan terbuai dalam pelukanMu.
Amien..
Biarkanlah bintang-bintang di atas sana curiga padaku..
Biarkanlah rembulan yang redup senyap tersipu..
mereka cemburu, mereka tersenyum sendu..
atau bahkan mentertawakanku..
Ya Allah,
Sungguh tak pernah terlintas di benakku untuk mengharap surga dariMu,
Sungguh aku tak pernah meminta pahala sedikitpun dariMu,
dan aku tak akan mungkin menagih segala janji-janjiMu,
aku bersujud bukan untuk menghindari nerakaMu,
Ya Allah
karena sesungguhnya semua yang aku lakukan padaMu
semata-mata hanyalah demi cinta Engkau Kekasihku,
akupun menangis dan tersenyum untuk cintaMu,
tiada yang lebih indah selain memandangMu,
Ya Allah
Matikanlah aku disaat hidup,
dan hidupkanlah aku ketika mati.
Satukanlah diriku kepadaMu
menyatulah Engkau padaku.
Ya Allah,
Dengarkanlah doa hambaMu yang fakir dan hina ini.
Terimalah munajat hamba yang sering munafik ini.
Berikan hidayah pada Hamba yang sering musrik ini.
Berikan cahayaMu pada Hamba yang penuh dosa ini.
Ya Allah,
Bawalah aku larut dalam cintaMu barang sejenak,
Biarkan nafsu-nafsuku hanyut dan kian terinjak.
Dan terimalah setiap doaku meski sebagian palsu.
Biarkan aku larut dan terbuai dalam pelukanMu.
Amien..
ALLAH maha CINTA
Jika anda belum begitu mengenal Allah
maka berprasangka baiklah kepada Allah
Jika prasangka anda kepada Allah itu buruk
maka buruk pula agama anda.
Jika anda memandang Allah itu penuh kasih sayang
niscaya hidup andapun penuh canda dan tawa.
agama andapun menjadi terasa segar adanya.
Jika anda memandang Allah itu sungguh sangat keras
niscaya hidup anda menjadi terlalu serius adanya
agama andapun menjadi fanatis dan mengekang.
Jika anda memandang Allah itu sangat galak.
niscaya hidup anda menjadi api kemarahan
agama andapun menjadi arogan dan anarki.
Jika anda belum begitu mengenal Allah
maka berprasangka baiklah kepada Allah
Jika prasangka anda kepada Allah itu buruk
maka buruk pula agama anda.
2011
maka berprasangka baiklah kepada Allah
Jika prasangka anda kepada Allah itu buruk
maka buruk pula agama anda.
Jika anda memandang Allah itu penuh kasih sayang
niscaya hidup andapun penuh canda dan tawa.
agama andapun menjadi terasa segar adanya.
Jika anda memandang Allah itu sungguh sangat keras
niscaya hidup anda menjadi terlalu serius adanya
agama andapun menjadi fanatis dan mengekang.
Jika anda memandang Allah itu sangat galak.
niscaya hidup anda menjadi api kemarahan
agama andapun menjadi arogan dan anarki.
Jika anda belum begitu mengenal Allah
maka berprasangka baiklah kepada Allah
Jika prasangka anda kepada Allah itu buruk
maka buruk pula agama anda.
2011
Puncak dari sebuah ilMu
Cinta,
Itulah alasan mengapa aku harus berilmu..
tapi ilmuku bertanya padaku, apakah puncak dari sebuah ilmu?
Dan apa bukti bahwa aku sudah berilmu? lalu apa tanda dari
aku jika diriku berada pada sebuah puncak ilmu segala ilmu
meski sesungguhnya yang maha ilmu hanyalah Sang Kekasih..
tapi aku bisa ada di sisiNya, tanpa harus membongkar rahasia ilmu keilahianNya,
Karena KeilahianNya, hanyalah dia yang berhak tahu
tapi aku ingin bersanding di sisiNya yaitu dengan ilmuku..
Lalu apa bukti atas ilmuku? lalu apa tanda bahwa aku mendapat ilmu itu
ilmu untuk bisa menjadi kekasihNya yang kekal Abadi..
Lalu aku merenung dengan Kusyu di dalam ruang persemedianku
Aku bertanya pada diriku, tapi mereka diam membisu
tanganku diam, kakiku diam, kupingku diam, mataku diam
hidupku diam semua diam dan hanya mulutku yang berbunyi
"Allah, Allah, Allah, Allah, dan terus begitu..
Lalu aku bertanya pada hatiku, kemudian hatiku berfatwa:
"Jika kau telah merasakan mati sebelum ajal menjemputmu,
mungkin kamu sudah berada pada titik ilmu itu.."
Dan jiwa-jiwaku menafsirkannya:
"Kau tidak mampu berbuat apa-apa ketika ada yang meludahi mukamukarena kau telah mati,
kau tidak mampu membalas semua perbuatan jahat hamba yang lain, karena kau sudah mati,
tubuhmu adalah bagian material duniawi sedangkan hatimu sudah ada di akhirat.
dan jika kamu berbuat baik terhadap sesama itu adalah demi kebutuhan akhiratmu,
bahwa sesungguhnya tubuhmu hanyalah perantara bagimu untuk membantu tujuan-tujuanmu.."
Lalu aku bertanya: "Haruskah aku membunuh nafsuku?"
dan Syehk Siti Jenar menjawab: "Nafsu tidak bisa di matikan."
Lalu aku lari ke utara menemui seorang filosof yang arif dan aku bertanya padanya,
apa tanda orang berilmu? dan dia berkata:"Dia semakin berilmu apabila dia berfikirnya semakin sempit,
ketika dua berfikir luas kemudian dia berfikir semakin sempit dan sempit sekali..
menuju satu titik yaitu Tuhan.."
Kemudian aku berlari ke selatan menuju Sang Filosof yang bersahaja..
aku bertanya dia berkata:
"Filosof di utara itu salah, kau tidak bisa berfikir sempit,
berfikir sempit hanya akan menuju fanatisme dan membawamu menuju ketersesatan.
Orang berilmu itu senantiasa secara luas, dari sempit kemudian berfikir secara luas,
lihatlah disana ada bulan dan bintang, ada semesta dan banyak lagi di akhirat sana..
berfikirlah secara luas.."
Aku lelah dan kembali menuju persemedianku,
Aku bertanya tentang agamaku, orang menyebutnya adalah islam
lalu aku bertanya kembali pada guru lamaku,
dan beliau berkata:
"Di dalam Islam hanya ada Allah.. hanya Allah, hanya Allah dan Allah.."
Aku bertanya pada guru baruku, beliau berkata:
"Guru lamamu salah, dalam islam itu bukan hanya ada Allah,
tetapi juga ada sesama, ada Politik, sosial, budaya, ekonomi dan masih banyak lagi."
Lalu aku bertanya pada Ruang persemedianku sendiri dan tak ada suara..
kemudian ada suara yang keluar dari hatiku..
"Kau harus tahu hakikat kamu sendiri, kau harus tahu, kamu dari mana?
kamu untuk apa? kamu mau kemana? inilah inti dari sebuah pertanyaan atas sebuah ilmu.. "
Lalu aku menuju barat menuju seorang Kyai dan beliau menjawab:
"Manusia itu datangnya dari Allah,
Manusia itu untuk beribadah dan manusia menuju Akhirat.."
Lalu aku menuju timur bertemu seorang Syehk dan beliau menjawab:
"Itu adalah jawaban terbodoh yang pernah aku dengar,
dari mana dia tahu manusia dari Allah? hanya Allah mahatahu,
manusia untuk beribadah? dari mana dia tahu? hanya Allahmahatahu,
kau karus tahu bahwa sapu itu di gunakan untuk menyapu,
tapi dia juga bisa untuk mengusir serangga dan lain sebagainya,
dan yang tahu inti dari sebuah sapu hanyalah yang membuat sapu.
dan yang tahu sapu itu untuk kemana hanya yang membuat sapulah yang tahu.
Dan pada intinya, manusia itu dari Sang Pencipta, untuk apa dan mau kemana hanya
Sang Penciptalah yang tahu.."
Lalu aku kembali menuju persemedianku bergelut dengan pikiranku sendiri..
dan akhirnya aku mampu menemukan jawabannya..
ternyata hatiku benar, jiwaku benar, ucapan-ucapanku benar, Syeh Siti Jenar benar,
Filosof utara benar, Filosof selatan juga benar, Guru lamaku benar, Guru baruku juga benar,
Kyai di Barat benar , Syehk di Timur itu benar,
Benar bagi orang lain, tapi kurang benar bagi diriku, karena aku telah menemukan
jawaban bagiku sendiri atas pertanyaan-pertanyaanku sendiri ,yaitu:..
"Dari manakah aku? aku datang dari kehidupan Kekasihku, untuk apakah aku?
aku disini untuk kehidupan kekasihku dan mau kemanakah aku?
aku akan menuju kehidupan Sang Kekasih..
bahwa sesungguhnya itulah tujuan diatas segalanya.."
Selamat Tinggal...
Itulah alasan mengapa aku harus berilmu..
tapi ilmuku bertanya padaku, apakah puncak dari sebuah ilmu?
Dan apa bukti bahwa aku sudah berilmu? lalu apa tanda dari
aku jika diriku berada pada sebuah puncak ilmu segala ilmu
meski sesungguhnya yang maha ilmu hanyalah Sang Kekasih..
tapi aku bisa ada di sisiNya, tanpa harus membongkar rahasia ilmu keilahianNya,
Karena KeilahianNya, hanyalah dia yang berhak tahu
tapi aku ingin bersanding di sisiNya yaitu dengan ilmuku..
Lalu apa bukti atas ilmuku? lalu apa tanda bahwa aku mendapat ilmu itu
ilmu untuk bisa menjadi kekasihNya yang kekal Abadi..
Lalu aku merenung dengan Kusyu di dalam ruang persemedianku
Aku bertanya pada diriku, tapi mereka diam membisu
tanganku diam, kakiku diam, kupingku diam, mataku diam
hidupku diam semua diam dan hanya mulutku yang berbunyi
"Allah, Allah, Allah, Allah, dan terus begitu..
Lalu aku bertanya pada hatiku, kemudian hatiku berfatwa:
"Jika kau telah merasakan mati sebelum ajal menjemputmu,
mungkin kamu sudah berada pada titik ilmu itu.."
Dan jiwa-jiwaku menafsirkannya:
"Kau tidak mampu berbuat apa-apa ketika ada yang meludahi mukamukarena kau telah mati,
kau tidak mampu membalas semua perbuatan jahat hamba yang lain, karena kau sudah mati,
tubuhmu adalah bagian material duniawi sedangkan hatimu sudah ada di akhirat.
dan jika kamu berbuat baik terhadap sesama itu adalah demi kebutuhan akhiratmu,
bahwa sesungguhnya tubuhmu hanyalah perantara bagimu untuk membantu tujuan-tujuanmu.."
Lalu aku bertanya: "Haruskah aku membunuh nafsuku?"
dan Syehk Siti Jenar menjawab: "Nafsu tidak bisa di matikan."
Lalu aku lari ke utara menemui seorang filosof yang arif dan aku bertanya padanya,
apa tanda orang berilmu? dan dia berkata:"Dia semakin berilmu apabila dia berfikirnya semakin sempit,
ketika dua berfikir luas kemudian dia berfikir semakin sempit dan sempit sekali..
menuju satu titik yaitu Tuhan.."
Kemudian aku berlari ke selatan menuju Sang Filosof yang bersahaja..
aku bertanya dia berkata:
"Filosof di utara itu salah, kau tidak bisa berfikir sempit,
berfikir sempit hanya akan menuju fanatisme dan membawamu menuju ketersesatan.
Orang berilmu itu senantiasa secara luas, dari sempit kemudian berfikir secara luas,
lihatlah disana ada bulan dan bintang, ada semesta dan banyak lagi di akhirat sana..
berfikirlah secara luas.."
Aku lelah dan kembali menuju persemedianku,
Aku bertanya tentang agamaku, orang menyebutnya adalah islam
lalu aku bertanya kembali pada guru lamaku,
dan beliau berkata:
"Di dalam Islam hanya ada Allah.. hanya Allah, hanya Allah dan Allah.."
Aku bertanya pada guru baruku, beliau berkata:
"Guru lamamu salah, dalam islam itu bukan hanya ada Allah,
tetapi juga ada sesama, ada Politik, sosial, budaya, ekonomi dan masih banyak lagi."
Lalu aku bertanya pada Ruang persemedianku sendiri dan tak ada suara..
kemudian ada suara yang keluar dari hatiku..
"Kau harus tahu hakikat kamu sendiri, kau harus tahu, kamu dari mana?
kamu untuk apa? kamu mau kemana? inilah inti dari sebuah pertanyaan atas sebuah ilmu.. "
Lalu aku menuju barat menuju seorang Kyai dan beliau menjawab:
"Manusia itu datangnya dari Allah,
Manusia itu untuk beribadah dan manusia menuju Akhirat.."
Lalu aku menuju timur bertemu seorang Syehk dan beliau menjawab:
"Itu adalah jawaban terbodoh yang pernah aku dengar,
dari mana dia tahu manusia dari Allah? hanya Allah mahatahu,
manusia untuk beribadah? dari mana dia tahu? hanya Allahmahatahu,
kau karus tahu bahwa sapu itu di gunakan untuk menyapu,
tapi dia juga bisa untuk mengusir serangga dan lain sebagainya,
dan yang tahu inti dari sebuah sapu hanyalah yang membuat sapu.
dan yang tahu sapu itu untuk kemana hanya yang membuat sapulah yang tahu.
Dan pada intinya, manusia itu dari Sang Pencipta, untuk apa dan mau kemana hanya
Sang Penciptalah yang tahu.."
Lalu aku kembali menuju persemedianku bergelut dengan pikiranku sendiri..
dan akhirnya aku mampu menemukan jawabannya..
ternyata hatiku benar, jiwaku benar, ucapan-ucapanku benar, Syeh Siti Jenar benar,
Filosof utara benar, Filosof selatan juga benar, Guru lamaku benar, Guru baruku juga benar,
Kyai di Barat benar , Syehk di Timur itu benar,
Benar bagi orang lain, tapi kurang benar bagi diriku, karena aku telah menemukan
jawaban bagiku sendiri atas pertanyaan-pertanyaanku sendiri ,yaitu:..
"Dari manakah aku? aku datang dari kehidupan Kekasihku, untuk apakah aku?
aku disini untuk kehidupan kekasihku dan mau kemanakah aku?
aku akan menuju kehidupan Sang Kekasih..
bahwa sesungguhnya itulah tujuan diatas segalanya.."
Selamat Tinggal...
Langganan:
Postingan (Atom)